Duuuuh... maaf banget baru bisa ngelanjutin ceritanya...
kerjaan lagi banyak banget niii... so mohon maaf jika nanti review nya tidak sedetail seharusnya... (udah banyak yang lupa)
Kami memasuki gerbang Curug Nangka dengan suka cita, rasanya seperti kembali ke 'keadaan yang seharusnya'. Rasa ketika kita kembali ke alam, jauh darikebisingan kota, memang sangat menentramkan.
Kuhirup dalam-dalam udara bersih untuk membersihkan paru-paruku... dan.. rasanya memang beda... Udara memang nikmat sekali jika kita menghirupnya dalam-dalam dan sambil menikmatinya, membayangkan kita mengikuti udara masuk ke pipa-pipa menuju paru-paru dan kemudian keluar lagi (jarang sekali kita menyadari bahwa menghirup udara adalah suatu kenikmatan )
Setelah memarkirkan motor kami di depan sebuah warung makan, Petualangan mencari Curug Nangka pun kami mulai.
Dimulai dengan menyeberagi jembatan kecil, sampailah kami ke daerah kawasan wisatanya.
Di sebelah kiri kami lihat hamparan pohon pinus (kalo gak salah identifikasi) yang terlihat sangat terawat. di sebelah kanan, kami melihat penginapan/vila dan tanah lapang yang cukup luas yang disediakan untuk pengunjung yang ingin camping. Sedangkan di depan kami, kami lihat terdapat mushola dan tempat beristirahat.
Tidak beberapa lama kemudian, kami bertemu dengan seorang pemandu wisata yang umurnya sudah setengah Baya (mohon maaf lupa menanyakan nama beliau) yang kemudian menemani kami menuju curug-curug yang ada. Bapak ini dengan ramah mengantarkan kami ke curug, satu demi satu, dan bahkan menunggui kami ketika kami asyik membidik objek foto. Saya sangat menyesal karena pada saat itu, beberapa teman kami menganggap Bapak ini pasti mau minta uang sehingga kami kurang ramah terhadap beliau, bahkan mengabaikannya ketika beliau berbicara... Sungguh suatu sikap yang sangat buruk.. karene ternyata hingga akhirnya kami pulang, bapak initidak meminta bayaran sedikitpun...
Jumlah curug di kawasan wisata Crug Nangka ini menurut Bapak ini ada lima buah, dan yang paling dekat adalah curug Nangka.
Untuk melihat curug Nangka ini, kita harus turun ke jalur kanan bawah dari jalur utama. Dari jalur kanan bawah ini, untuk melihat curug Nangka bisa dicapai dengan dua cara. Cara pertama adalah jalur (meminjam istilah Bapak pemandu) pendekatan dengan air (mengikuti sungai menuju curug, main basah-basahan) dan yang kedua adalah pendekatan dari atas (tanpa membasahi diri).
Jika ingin petualangan yang lebih seru, kami sarankan untuk melakukan pendekatan air. Karena kami lebih berniat untuk memfoto curug, dan membawa kamera yang takut basah, maka kami mengambil pendekatan atas, karena dari pendekatan atas ini, curug nangka bisa difoto hampir keseluruhannya tanpa perlu lensa khusus panorama, dan lagi lebih tidak beresiko :)
Namun jangan khawatir, bagi yang sudah terlanjur mengikuti jalur atas, jika kemudian berubah pikiran dan ingin bermain dengan air juga bisa kok, tinggal turun saja, ada jalan setapak (benar-benar setapak-se telapak kaki) yang curam dan licin (harap sangat berhati-hati ya..)
Curug Nangka sendiri sebenarnya cukup bagus, sayangnya arus airnya kurang deras... mungkin karena kurang tinggi, atau memang debit airnya yang kecil sehingga bagiku curug Nangka terlihat seperti 'curug-curugan'.
Setelah puas dengan Curug Nangka, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Curug Daun.
Untuk mencapainya, dari tempat Curug Nangka, kami harus naik terlebih dahulu, dan menyusuri pinggiran sungai ari daratan(tidak bisa langsung mengikuti arus air melalui sungai).
Jadi kami naik terlebih dahulu ke atas (melalui jalan setapak dan kemudian mengikuti kelok-kelok sungai dari daratan pinggiran sungai dengan dipandu oleh Bapak Pemandu.
Tampak sekali bahwa Bapak Pemandu ini sangat mengenal 'daerah kekuasaannya' karena sangat hapal batu-batu mana yang harus diinjak, dimana harus melangkah dengan kaki kanan dan dimana harus menggunakan kaki kiri.
Tidak beberapa lama kemudian, sampailah kami ke Curug Daun, ketinggian curug daun mungkin hanya sekitar 6 meter, sehingga menurutku belum pantas disebut curug :p dan mungkin karena itulah banyak orang yang datang ke sini mengatakan hanya melihat 2 curug, karena Curug Daun yang mereka lewati ini tidak dianggap sebagai curug...
Curug ini, kata Bapak Pemandu, biasanya digunakan untuk mandi oleh kaum hawa... dan memang waktu kami sampai ke sana ada dua orang kaum hawa yang sedang duduk-duduk di bebatuan di bawah curug sambil main air dengan kedua kakinya (mungkin sudah mandi atau malah baru akan mandi) dan yang satu (yang berbaju ungu) lumayan manis :p
Air di curug ini sangat jernih dan segar, sehingga membangkitkan keinginan untuk mandi atau menceburkan diri ke air... sayangnya, kami tidak persiapan untuk mandi, sehingga tidak membawa baju ganti... Nah, bagi pembaca yang akan ke Curug Nangka, kusarankan untuk membawa baju ganti... Rugi deh kalo gak mandi di sini... :)
Setelah beberapa kali mengambil foto, kami melanjutkan perjalanan ke Curug Kawung. Perjalanan dilakukan dengan mengikuti arus sungai dan terkadang mengikuti arus sungai langsung di sungai itu sendiri. Perjalanan ke Curug Kawung agak sedikit menantang... dan di sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam yang begitu menarik, bebatuan di sebelah kiri yang meneteskan air terlihat sangat cantik...
Beberapa saat kemudian, setelah perjalanan naik-turun di jalanan yang licin, sampailah kami di Curug Kawung... wuiiiih... kami cukup terkejut... karena tampaknya Curug Kawung ini adalah curug yang tertinggi di daerah ini. Curugnya sendiri sangat indah... bagian atasnya kecil dan makin membesar ke arah bawah. Nah di bagian bawah curug tsb, kita akan menemukan sebuah batu besar yang setiap detiknya dihajar oleh curahan air terjun yang menurut Bapak penjaga di situ dahulunya berbentuk Kepala Harimau (menurutku, batu ini sekarang berbentuk lebih seperti kepala tikus) yang merupakan lambang kebesaran kerajaan Pasundan.
Di curug ini, kamu juga bisa mandi di bawah air curug, karena meskipun curugnya tinggi, debit airnya tidak begitu banyak, sehingga masih bisa digunakan untuk 'mandi shower' :)
Di sini kamu juga bakalan menemukan satwa monyet... ada banyak satwa monyet di sini dan monyetnya sangat usil, so bagi yang membawa makanan... atau yang membawa bungkusan harap berhati-hati, karena pada saat kami di sana, kami melihat sendiri ada seekor monyet yang mengambil bungkusan milik salah satu pengunjung dan dibawanya ke dalam hutan... (Bayangkan kalo isinya HP Nokia E90.. kebayang deh berapa duit tuh...)
Di curug Kawung ini, kami memuaskan keinginan untuk memfoto kami... cukup banyak film yang kuhabiskan di sini, karena menurutku justru di curug Kawung inilah yang paling indah. Nanti kalo fotonya sudah ku scan, kutunjukin deh...
Dan berakhirlah perjalanan kami mencari curug (sebenarnya masih ada dua curug lagi di atas)... Namun karena sudah kelaparan (dari pagi belum sempat sarapan), hari juga sudah agak siang dan sudah mulai ramai pengunjung, dan (yang paling penting) karena film di kameraku tinggal 2 buah, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan mencari dua curug di atasnya...
Oh iya, sebelum kembali ke Jakarta, kami memutuskan untuk 'wisata kuliner' di kota Bogor... dan kemudian menyempatkan diri mampir untuk membeli Roti Unyil khas Bogor di dekat teminal Baranangsiang.
Demikianlah kunjungan kami ke Curug Nangka.. jika ada waktu lagi, pengin banget rasanya camping di Curug Nangka ini... :)
see you at my next-trip's report
Ahh yg cantik ntu baju merah Gra,gimana sih?? ..*wakakak*
ReplyDelete@cm4nk:
ReplyDeleteIya.. bajunya kan merah ke ungu-unguan gitu Yan...
maksudnya cewe yang pas pergi atau pulang nich...
ReplyDelete@Henry H:
ReplyDeleteYang pas berangkat itu lhoo...
pas pulang, mana ada yang cantik ?
v^ ^
errr... kalo dateng ke curug nangka sendirian, kira2 bahaya ga ya?
ReplyDeletejalurnya memungkinkan engga buat yang baru pertama dateng n sendirian? apa emang harus ada temennya?
thanks
@anonymous:
ReplyDeleteSebenernya sih bisa saja...
apalagi sebenarnya ada jalan yang medannya tidak berat (secara keseluruhan sih, medannya termasuk mudah kok).
Cuma, menurutku sih lebih asyik kalo dalam kelompok kecil sekitar 4 orang, lebih seru :)
bisa bagi-bagi makanan, saling foto dsb.
Yah.. kecuali kalo memang lagi pengin menyendiri sih gpp...
btw, di curug ini sih sepertinya gak mungkin sendiri, pasti ada pengunjung lain... atau paling gak, Bapak penjaga di situ (beliau jg bawa alat2 P3K kok, kalo ada apa-apa), trus juga orang2 yang jualan makanan (siapa tau blm sarapan).
Ehm... pokoknya harus dinikmati deh..
Selamat menikmati alam ^ ^